Minggu, 12 Desember 2010

kristen tidak sesuai dengan watak barat

Akan tetapi kita melihat ada
sebab lain di luar kurangnya
pengetahuan itu saja yang telah
mendorong pihak Barat menjadi
fanatik dan sampai
membangkitkan peperangan yang begitu fatal, sebentar-
sebentar dilancarkan terhadap
Islam dan kaum Muslimin. Juga
tidak terlintas dalam pikiran kita
tentang apa yang biasa kita
rasakan adanya hubungan politik yang buruk dan ingin menguasai
bangsa lain untuk dieksploitir.
Menurut hemat kita itu adalah
akibat - bukan sebab- dan
adanya fanatisma yang sudah
begitu merasuk sampai ke soal ilmu dan penyelidikan-
penyelidikan ilmiah. Sebabnya
ialah, menurut hemat kita, oleh
karena ajaran Kristen yang
mengajak orang menjauhkan
kehidupan duniawi, sifat maaf dan pengampunan serta
pengertian- pengertian hidup
rohani yang luhur, tidak sesuai
dengan perangai Barat, yang
sejak ribuan tahun dalam
lingkungan agama polytheisma, dan letak geografisnya
menghendaki perjuangan sengit
melawan iklim dingin, melawan
kesulitan dan keadaan yang
serba sukar. Apabila peristiwa-
peristiwa sejarah mengharuskan juga Barat menganut agama
Kristen ini, maka tidak bisa lain ia
harus juga dilibatkan ke dalam
kancah perjuangan itu dan
memaksa agama itu
meninggalkan sifatnya yang lemah- lembut dan indah,
meninggalkan keseimbangan
rohani yang seharusnya menjadi
mata rantai kesatuan yang telah
disempurnakan oleh Islam: yakni
kesatuan yang membuat harmonis antara rohani dan
jasmani, antara perasaan dan
akal, emosi dan rasio, secara
individu dan universal bersama-
sama berada dalam hukum alam,
yakni keduanya sejalan dalam ruang dan waktu yang tak
terbatas. Menurut hemat kita, inilah
sumber yang menyebabkan
fanatisma Barat yang memusuhi
Islam, suatu sikap yang
menyebabkan kaum Kristen
Abisinia menjadi jijik melihatnya - tatkala kaum Muslimin mencari
perlindungan pada masa mula-
mula Nabi mengajak orang
kepada agama Allah. Inilah, menurut pendapat saya,
sebab timbulnya ekses dan cara
yang berlebih- lebihan di
kalangan orang-orang Barat,
baik dalam beragama maupun
dalam atheisma, fanatisma yang berlebih- lebihan serta
perjuangan yang tidak mengenal
belas kasihan dan tidak
mengenal ampun. Apabila dari
mereka sejarah sudah mengenal
adanya orang-orang suci, yang dalam hidup mereka mengikuti
jejak Isa Al-Masih dan pengikut-
pengikutnya, juga sejarah sudah
mengenal kehidupan bangsa-
bangsa di Barat yang selalu
hidup dalam pertentangan, dalam perjuangan, peperangan-
peperangan yang dahsyat, atas
nama politik atau atas nama
agama, dan dikenalnya pula,
bahwa paus-paus atau
pembesar-pembesar gereja dan mereka yang memegang
kekuasaan temporal, selalu
dalam persaingan mau saling
mengalahkan. Suatu saat
golongan ini yang menang,
nantinya yang lain lagi yang menang. Oleh karena kemenangan
terakhir dalam abad
kesembilanbelas itu berada di
tangan kekuasaan temporal,
maka kekuasaan ini berusaha
hendak membasmi kehidupan rohani atas nama ilmu
pengetahuan. Ia mengira, bahwa
dalam kehidupan umat manusia
ilmu itu akan dapat
menggantikan iman seperti dalam
kehidupan rohani. Sesudah melalui perjuangan yang cukup
lama, sekarang mereka
mengetahui bahwa pendapat
demikian itu salah sekali, dan
bahwa apa yang mereka tuju itu
dalam kenyataannya tak mungkin dapat dilaksanakan.
Sekarang di Barat terdengar
jeritan disana-sini mengajak
mereka kembali mencari
pegangan rohani yang sudah
hilang. Mereka mencari pegangan itu di dalam maupun di luar
teosofi. Sekiranya ajaran Kristen
itu memang sesuai dengan naluri
perjuangan yang telah dibawa
oleh hukum alam sebagai
sebagian cara hidup Barat, sesudah ternyata konsepsi
materialisma mereka tidak
berhasil memberikan konsumsi
rohani, tentu akan kita lihat
mereka kembali mencari
pegangan agama Kristen yang begitu indah, agama Isa anak
Mariam - kalaupun Tuhan belum
akan membimbing mereka
kepada Islam- dan tidak perlu
mereka pergi berpindah ke India
atau ke tempat lain, mencari pegangan hidup rohani, yang
oleh manusia sangat dirasakan
perlunya seperti kebutuhan
bernapas; sebab ini merupakan
sebagian kodratnya, bahkan
merupakan sebagian dari jiwa raganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar