Minggu, 12 Desember 2010

penulis-penulis kristen dan muhammad

Ketika menguraikan, pandangan
penulis- penulis Kristen sampai
pada pertengahan abad
kesembilanbelas, sehubungan
dengan adanya mereka yang
berprasangka jahat terhadap Muhammad Dictionnaire Larousse
menyebutkan demikian: " Dalam
pada itu Muhammad masih tetap
sebagai tukang sihir yang
hanyut dalam kerusakan akhlak,
perampok unta, seorang kardinal yang tidak berhasil menduduki
kursi Paus, lalu menciptakan
agama baru untuk membalas
dendam kepada kawan-
kawannya. Cerita-cerita khayal
dan cabul banyak terjadi dalam sejarah hidupnya. Sejarah hidup
Bahaume (Muhammad) hampir
terdiri dari hasil lektur semacam
itu. 'Cerita Muhammad' yang
disiarkan oleh Reinaud dan
Francisque Michel tahun 1831 melukiskan kepada kita
pandangan orang- orang yang
hidup dalam Abad Pertengahan
itu tentang dia. Dalam abad
ketujuhbelas Bell memberikan
suatu tanggapan tentang sejarah yang sifatnya
merendahkan arti Qur'an dengan
suatu tinjauan berdasarkan
sejarah. Sungguhpun begitu ia
masih diliputi oleh ketentuan-
ketentuan yang salah mengenai dirinya. Akan tetapi dia
mengakui, bahwa ketentuan
moral dan sosial yang dibuatnya
tidak berbeda dengan ketentuan
Kristen, kecuali soal hukum
qishash (Lex Talionis?) dan polygyny." Dari sekian banyak Orientalis
yang telah membuat analisa
tentang sejarah hidup
Muhammad, ada seorang di
antaranya yang agak jujur,
yaitu penulis Perancis Emile Dermenghem. Ia memperingatkan
kolega-kolega yang menulis
tentang agama ini dengan
mengatakan: " Sesudah pecah
perang Islam-Kristen, dengan
sendirinya jurang pertentangan dan salah-pengertian bertambah
lebar, tambah tajam. Orang
harus mengakui, bahwa orang-
orang Baratlah yang memulai
timbulnya pertentangan itu
sampai begitu memuncak. Sejak zaman penulis- penulis Bizantium,
tanpa mau bersusah payah
mengadakan studi -kecuali Jean
Damasceme- telah melempari
Islam dengan pelbagai macam
penghinaan. Para penulis dan penyair menyerang kaum
Muslimin Andalusia dengan cara
yang sangat rendah. Mereka
menuduh, bahwa Muhammad
adalah perampok unta, orang
yang hanyut dalam foya-foya, mereka menuduhnya tukang
sihir, kepala bandit dan
perampok, bahkan menuduhnya
sebagai seorang pendeta Rumawi
yang marah dan dendam karena
tidak dipilih menduduki kursi Paus ... Dan yang sebagian
mengiranya ia adalah tuhan
palsu, yang oleh pengikut-
pengikutnya dibawakan sesajen
berupa kurban-kurban manusia.
Bahkan Guibert de Nogent sendiri, orang yang begitu serius
masih menyebutkan, bahwa
Muhammad mati karena krisis
mabuk yang jelas sekali, dan
bahwa tubuhnya kedapatan
terdampar di atas timbunan kotoran binatang dan sudah
dimakan babi. Oleh karena itu,
lalu ditafsirkan, bahwa itulah
sebabnya minuman keras dan
daging binatang itu diharamkan. Di samping itu ada beberapa
nyanyian yang melukiskan
Muhammad sebagai berhala dari
emas, dan mesjid-mesjid sebagai
kuil-kuil kuno yang penuh
dengan patung-patung dan gambar-gambar. Pencipta "
Nyanyian Antakia" (Chanson
d'Antioche) membawa cerita
tentang adanya orang yang
pernah melihat berhala " Mahom"
terbuat dari emas dan perak murni dan dia duduk di atas
seekor gajah di tempat yang
terbuat dari lukisan mosaik.
Sedang " Nyanyian
Roland" (Chanson de Roland)
melukiskan pahlawan- pahlawan Charlemagne menghancurkan
berhala-berhala Islam, dan
mengira bahwa kaum Muslimin di
Andalusia itu menyembah trinitas
terdiri dari Tervagant, Mahom
dan Apollo. Dan "Cerita Muhammad" (Le Roman de
Mahomet) itu menganggap,
bahwa Islam membenarkan
wanita melakukan polyandri. "Cara berpikir yang penuh
dengan kedengkian dan penuh
legenda itu tetap menguasai
kehidupan mereka. Sejak zaman
Rudolph de Ludheim, sampai saat
kita sekarang ini, masih ada saja orang-orang semacam Nicolas de
Cuse, Vives, Maracci, Hottinger,
Bibliander, Prideaux dan yang
lain. Mereka itu menggambarkan
Muhammad sebagai penipu, dan
Islam merupakan sekumpulan kaum bidat. Semua itu adalah
perbuatan setan. Kaum Muslimin
adalah orang-orang buas sedang
Qur'an adalah suatu gubahan
yang tak berarti. Mereka tidak
membicarakannya secara sungguh- sungguh, karena sudah
dianggap tidak ada artinya.
Tetapi, dalam pada itu Pierre le
Venerable, pengarang pertama
yang telah menulis risalah anti
Islam di Barat dalam abad keduabelas telah
menterjemahkan Qur'an ke dalam
bahasa Latin. Dalam abad
keempatbelas Peirre Pascal
termasuk orang yang mau
mendalami studi- studi tentang Islam. Innocent III pernah
melukiskan Muhammad, bahwa
dia adalah musuh Kristus
(Antichrist). Sedang abad
Pertengahan menganggap
Muhammad seorang heretik (melanggar ajaran agama
Kristen). Orang-orang semacam
Raymond Lulle dalam abad
keempatbelas, Guellaume Postel
dalam abad keenambelas, Roland
dan Gagnier dalam abad kedelapanbelas, Pendeta de
Broglie dan Renan dalam abad
kesembilanbelas, mempunyai
tanggapan yang beraneka
ragam. Sebaliknya orang- orang
semacam Comte Boulainvilliers, Scholl, Caussin de Perceval, Dozy,
Sprenger, Barthelemy Saint-
Hilaire, de Casteries, Carlyle dan
yang lain, pada umumnya mereka
memperlihatkan sikap jujur
terhadap Islam dan Nabi, dan kadang memperlihatkan sikap
hormat. Sungguhpun begitu,
dalam tahun 1876 Droughty
bicara tentang Muhammad
dengan mengatakan: "Itu Arab
munafik yang kotor." Sebelum itu, dalam tahun 1822 juga
Foster telah mencacinya. Sampai
sekarang sebenarnya masih ada
musuh-musuh Islam itu yang
bersemangat." Kita sudah melihat, bukan,
penulis- penulis Barat itu, begitu
rendah menyerangnya? Juga
sudah kita lihat kegigihan
mereka selama berabad-abad
yang mau menanamkan rasa permusuhan dan kebencian di
kalangan umat manusia. Padahal
di kalangan mereka itu ada
orang- orang yang sudah
mengalami zaman yang biasa
disebut zaman ilmu pengetahuan, zaman riset dan zaman
kebebasan berpikir serta adanya
deklarasi persaudaraan antara
sesama manusia. Dengan adanya
orang- orang yang jujur dalam
batas-batas tertentu telah mengurangi juga adanya
pengaruh yang menyesatkan
seperti yang diisyaratkan oleh
Dermenghem itu. Di antara
mereka ada yang mengakui
kebenaran iman Muhammad membawakan risalah itu yang
dipercayakan Allah kepadanya
melalui wahyu yang harus
disampaikan. Ada pula yang
sangat menghargai kebesaran
Muhammad dalam arti rohani, ketinggian akhlaknya, harga
dirinya serta jasanya yang tidak
sedikit. Ada yang melukiskan
semua itu dengan gaya yang
kuat dan indah sekali. Meskipun
demikian, pihak Barat masih juga berprasangka buruk terhadap
Islam dan terhadap Nabi,
kemudian demikian beraninya
mereka itu sampai-sampai di
daerah-daerah Islam sendiri
kalangan misionaris melancarkan penghinaan yang begitu rendah,
dan berusaha membelokkan
kaum Muslimin dari ajaran
agamanya kepada agama
Kristen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar