Minggu, 12 Desember 2010

perkawinan ismail dengan jurhum

Ismail sudah semakin besar, dan
kemudian ia kawin dengan gadis
kabilah Jurhum. Ia dengan
isterinya tinggal bersama-sama
keluarga Jurhum yang lain. Di
tempat itu rumah suci sudah dibangun, yang kemudian berdiri
pula Mekah sekitar tempat itu. Juga disebutkan bahwa pada
suatu hari Ibrahim minta ijin
kepada Sarah akan mengunjungi
Ismail dan ibunya. Permintaan ini
disetujui dan ia pergi. Setelah ia
mencari dan menemui rumah Ismail ia bertanya kepada
isterinya: "Mana suamimu?" "Ia sedang berburu untuk hidup
kami," jawabnya. Kemudian ditanya lagi, dapatkah
ia menjamu makanan atau
minuman, dijawab bahwa dia
tidak mempunyai apa-apa untuk
dihidangkan. Ibrahim pergi, setelah
mengatakan: "Kalau suamimu
datang sampaikan salamku dan
katakan kepadanya: " Ganti
ambang pintumu." Setelah pesan ayahnya itu
kemudian disampaikan kepada
Ismail, ia segera menceraikan
isterinya, dan kemudian kawin
lagi dengan wanita Jurhum
lainnya, puteri Mudzadz bin 'Amr. Wanita ini telah menyambut
Ibrahim dengan baik setelah
beberapa waktu kemudian ia
pernah datang. "Sekarang
ambang pintu rumahmu sudah
kuat," (kata Ibrahim). Dari perkawinan ini Ismail
mempunyai duabelas orang anak,
dan mereka inilah yang menjadi
cikal- bakal Arab al-Musta'- riba,
yakni orang- orang Arab yang
bertemu dari pihak ibu pada Jurhum dengan Arab al- 'Ariba
keturunan Ya'rub ibn Qahtan.
Sedang ayah mereka, Ismail anak
Ibrahim, dari pihak ibunya erat
sekali bertalian dengan Mesir,
dan dari pihak bapa dengan Irak (Mesopotamia) dan Palestina,
atau kemana saja Ibrahim
menginjakkan kaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar