Minggu, 12 Desember 2010

rumawi dan kaum muslimin

Akan tetapi Kerajaan Rumawi -
yang karena kemenangannya
kaum Muslimin telah turut
gembira dan menganggapnya
suatu kemenangan bagi agama-
agama Kitab - penguasa- penguasanya tidak mau
bersusah payah mempelajari
agama baru itu. Mereka
memandang semua kemungkinan
hanya dari segi politik semata
dan yang dipikirkan hanya nasib kerajaannya bila agama yang
baru itu kelak mendapat
kemenangan. Oleh karena itu
mereka malah bersekongkol
menentangnya, dengan
mengirimkan pasukan besar- besaran - suatu sumber
mengatakan seratus ribu, yang
lain mengatakan duaratus ribu -
yang mengakibatkan timbulnya
perang Tabuk. Pihak Rumawi
ternyata mundur berhadapan dengan pasukan Muslimin -
dengan Muhammad sebagai
komandannya - yang hendak
menangkis serangan musuh yang
tidak diinginkan itu. Sejak itulah kaum Muslimin dan
kaum Nasrani berada dalam
posisi permusuhan politik, yang
selama berabad-abad berikutnya
kemenangan berada di tangan
kaum Muslimin. Selama itu lingkungan kekuasaan mereka
membentang sampai ke Andalusia
di sebelah barat, ke India dan
Tiongkok di sebelah timur.
Sebagian besar daerah-daerah
ini menerima agama baru itu dan bahasa Arab sebagai bahasa
yang sudah ditentukan. Setelah tiba masanya sejarah
harus beredar, pihak Nasrani
pun mengusir kaum Muslimin dari
Andalusia, memerangi mereka
dengan serangkaian Perang
Salib. Mereka menyerang agama dan Nabi dengan cara yang
sangat keji, disertai kebohongan
dan fitnah semata- mata.
Demikian kejinya mereka itu,
sehingga lupa mereka tentang
apa yang pernah disampaikan Muhammad 'alaihissalam dalam
hadis-hadis dan dalam Qur'an
melalui wahyu yang diturunkan
kepadanya, bahwa Islam
mengangkat martabat Isa
'alaihissalam setinggi yang diberikan Allah kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar