Minggu, 12 Desember 2010

orang-orang kristen yang fanatik dan muhammad

Sedang dari pihak kaum Masehi,
banyak di antara mereka itu
yang menyindir- nyindir
Muhammad dan menilainya
dengan sifat-sifat yang tidak
mungkin dilakukan oleh kaum terpelajar - untuk melampiaskan
rasa kebencian yang ada dalam
hati mereka serta beragitasi
membangkitkan emosi orang.
Meskipun ada dikatakan bahwa
perang salib itu sudah berakhir sejak ratusan tahun yang lalu,
namun fanatisma gereja Kristen
terhadap Muhammad mencapai
puncaknya sampai pada waktu-
waktu belakangan ini. Dan
barangkali masih tetap demikian kalau tidak akan dikatakan
malah bertambah, sekalipun
dilakukan dengan sembunyi-
sembunyi, berselubung misi
dengan pelbagai macam cara. Hal
ini tidak terbatas hanya pada gereja saja bahkan sampai juga
kepada penulis-penulis dan ahli-
ahli pikir Eropa dan Amerika,
yang dapat dikatakan tidak
seberapa hubungannya dengan
pihak gereja. Bisa jadi orang merasa heran
bahwa fanatisma Kristen
terhadap Islam masih begitu
keras pada suatu zaman yang
diduga adalah zaman cerah dan
zaman ilmu pengetahuan, yang berarti juga zaman toleransi dan
kelapangan dada. Dan orang
akan lebih heran lagi apabila
mengingat kaum Muslimin yang
mula- mula, betapa mereka
merasa gembira melihat kemenangan kaum Kristen begitu
besar terhadap kaum Majusi
(Mazdaisma), melihat
kemenangan pasukan Heraklius
merebut panji-panji Persia dan
dapat melumpuhkan tentara Kisra. Masa itu Persia adalah
yang memegang tampuk
pimpinan di seluruh jazirah Arab
bagian selatan, sesudah Kisra
dapat mengusir Abisinia dari
Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya -
pada tahun 614 - di bawah salah
seorang panglimanya yang
bernama Syahravaraz untuk
menyerbu Rumawi, dan dapat
mengalahkannya ketika berhadap- hadapan di Adhri'at
dan di Bushra, tidak jauh dari
Syam ke negeri Arab. Mereka
banyak yang terbunuh, kota-
kota mereka dihancurkan,
kebun-kebun zaitun dirusak. Pada waktu itu Arab - terutama
penduduk Mekah - mengikuti
berita-berita perang itu dengan
penuh perhatian. Kedua
kekuatan yang sedang
bertarung itu merupakan peristiwa terbesar yang pernah
dikenal dunia pada masa itu.
Negeri-negeri Arab ketika itu
menjadi tetangga-tetangganya.
Sebahagian berada di bawah
kekuasaan Persia, dan sebahagian lagi berbatasan
dengan Rumawi. Orang-orang
kafir Mekah bergembira sekali
melihat kekalahan kaum Kristen
itu; sebab mereka juga Ahli Kitab
seperti kaum Muslimin. Mereka berusaha mengaitkan
tercemarnya kekalahan Kristen
itu dengan agama kaum Muslimin. Sebaliknya pihak Muslimin merasa
sedih sekali karena pihak Rumawi
juga Ahli Kitab seperti mereka.
Muhammad dan sahabat-
sahabatnya tidak mengharapkan
kemenangan pihak Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan
kaum Muslimin dan kaum kafir
Mekah ini sampai menimbulkan
sikap saling berbantah dari
kedua belah pihak. Kaum
kafirnya mengejek kaum Muslimin, sampai ada di antara
mereka itu yang menyatakan
kegembiraannya di depan Abu
Bakr dan Abu Bakrpun sampai
marah dengan mengatakan:
Jangan lekas-lekas gembira; pihak Rumawi akan mengadakan
pembalasan. Abu Bakr adalah orang yang
terkenal tenang dan lembut hati.
Mendengar jawaban itu pihak
kafir membalasnya dengan
ejekan pula: Engkau pembohong.
Abu Bakr marah: Engkaulah musuh Tuhan yang pembohong!
Hal ini disertai dengan taruhan
sepuluh ekor unta bahwa pihak
Rumawi akan mengalahkan kaum
Majusi dalam waktu setahun.
Muhammad mengetahui adanya peristiwa taruhan ini, lalu
dinasehatinya Abu Bakr, supaya
taruhan itu ditambah dan
waktunyapun diperpanjang. Abu
Bakr memperbanyak jumlah
taruhannya sampai seratus ekor unta dengan ketentuan, bahwa
Persia akan dapat dikalahkan
dalam waktu kurang dari
sembilan tahun. Dalam tahun 625 ternyata
Heraklius menang melawan pihak
Persia. Syam direbutnya kembali
dan Salib Besar dapat diambil
lagi. Dalam taruhan ini Abu
Bakrpun menang. Sebagai nubuat atas kemenangan ini firman
Tuhan turun seperti dalam awal
Surah ar-Rum: "Alif Lam Mim. Kerajaan
Rumawi telah dikalahkan. Di
negeri terdekat. Dan
mereka, sesudah kekalahan
itu, akan mendapat
kemenangan. Dalam beberapa tahun saja. Di
tangan Tuhan keputusan
itu. Pada masa lampau, dan
masa akan datang. Pada
hari itu orang- orang
beriman akan bergembira. Dengan pertolongan Allah;
Ia menolong siapa yang
dikehendakiNya. Maha Mulia
Ia dalam Kekuasaan dan
Maha Penyayang. Demikian
janji Allah. Allah takkan menyalahi janjiNya. Tetapi
kebanyakan orang tidak
mengerti." (QS, 30:1-6) Besar sekali kegembiraan kaum
Muslimin atas kemenangan
Heraklius dan kaum Nasrani itu.
Hubungan persaudaraan antara
mereka yang menjadi pengikut
Muhammad dan mereka yang percaya kepada Isa, selama
hidup Nabi, besar sekali,
meskipun antara keduanya
sering terjadi perdebatan. Tetapi
tidak demikian halnya kaum
Muslimin dengan pihak Yahudi, yang pada mulanya bersikap
damai, lambat-laun telah menjadi
permusuhan yang berlarut-larut,
yang sampai meninggalkan bekas
berdarah dan membawa akibat
keluarnya orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab.
Kebenaran atas kejadian ini ialah
firman Tuhan: "Pasti akan kaudapati
orang- orang yang paling
keras memusuhi mereka
yang beriman ialah orang-
orang Yahudi dan orang-
orang musyrik; dan pasti akan kaudapati orang-
orang yang paling akrab
bersahabat dengan mereka
yang beriman ialah mereka
yang berkata: 'Kami ini
orang-orang Nasrani.' Sebab, di antara mereka
terdapat kaum pendeta
dan rahib- rahib, dan
mereka itu tidak
menyombongkan diri." (QS,
5:82)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar