Minggu, 12 Desember 2010

sikap jumud di kalangan pemuda

Tuduhan mereka itu sebenarnya
memberi pengaruh besar dalam
jiwa angkatan muda Islam yang
terpelajar. Terkesan di kalangan
pemuda itu, bahwa atheisma dan
logika sejalan dengan ijtihad (aktif), sedang iman sama
dengan Jumud (pasif). Oleh
karena itu jiwa mereka gelisah.
Mereka pergi membaca buku-
buku Barat; dengan itu mereka
akan mencari kebenaran, dengan keyakinan bahwa mereka tidak
mendapatkan yang demikian itu
dalam buku-buku kaum Muslimin.
Dengan sendirinya buku-buku
agama dan sejarah Kristen tidak
juga terpikirkan oleh mereka; mereka sudah hanyut ke dalam
buku- buku filsafat, yang dengan
gayanya yang ilmiah itu mereka
mencari setitik air yang akan
menghilangkan rasa dahaga akan
kebenaran yang ada dalam jiwa mereka itu, dan dengan logika
yang dikemukakannya sudah
merupakan nyala suci yang masih
tersembunyi dalam jiwa umat
manusia dan dijadikannya pula
alat komunikasi yang akan mengantarkan mereka kepada
alam serta kebenaran yang
tertinggi. Dalam buku-buku
Barat, baik dalam filsafat, etika
atau humanities pada umumnya
banyak sekali yang akan mereka dapati dengan sangat menarik
hati, baik karena gayanya yang
indah, atau karena logikanya
yang kuat serta apa yang
tampaknya hendak
memperlihatkan adanya kemauan baik dan niat yang ikhlas hendak
mencapai pengetahuan demi
kebenaran. Oleh karena itu jiwa
pemuda-pemuda itu jadi jauh
dari pemikiran tentang agama-
agama semua dan tentang risalah Islam serta pembawanya. Sikap mereka itu guna
menghindarkan diri jangan
sampai timbul konflik antara
mereka dengan kebekuan
beragama sebab mereka yakin
takkan dapat mengalahkannya, juga karena mereka tidak
menyadari, betapa pentingnya
hubungan yang akan
mengangkat martabat manusia
ke tingkat yang lebih sempurna,
sehingga kekuatan moralnyapun akan berlipat-ganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar